Thursday, 13 March 2014

SYUKUR DARI KACA MATA INSAN

Manusia ini biasanya syukur di dalam pentakrifan dia ada kaitan dengan kurniaan. Bila Allah kurnia pada kita, kita ucap syukur. Tetapi memuji Allah dengan lafaz alhamdulillah ini, merangkumi semua keadaan. Masa kita susah pun kita ucap alhamdulillah. Tetapi bila kita syukur maksudnya kita berterima kasih diatas pemberian Allah. Hamka pernah berkata “ Kita ini selalu merujuk kepada perkara yang belum kita dapat dan kita selalu lupa dengan perkara yang kita dapat".Kita selalu nak bersyukur kalau kita diberi benda yang baru dan kita lupa bahawasanya apa yang telah ada pada kita hari ini adalah suatu nikmat yang besar. 




Suatu hamba Allah yang patah kakinya yang barangkali dia tidak pernah teringat pun nikmat kaki yang berpijak setiap hari,suatu hari Allah uji padanya dengan ujian sakit kaki,dia akan kata “Ya Allah, bagilah kembali kakiku ini,sembuhlah kembali kakiku ini”. Ketika itu dia tahu nikmat besarnya kaki,nikmat tangan.Seperti kata Hamka “ Yang ada ini sudah harapan kita”. Tetapi insan bukan salah untuk kita mengharapkan yang belum ada tetapi jangan lupa yang telah ada.Sebab itu sebahagian para sarjana menyebut syukur kadang kala lebih tinggi maqamnya dari sabar. Ramai orang terpaksa bersabar namun belum tentu orang yang dapat nikmat itu bersyukur.


Bila insan dia syukur, dia tidak akan cepat mengeluh.Kadang kala kita seringkali mengeluh sebab kita diuji dengan kereta kerapkali rosak tetapi disebalik semua itu ada lagi insan yang masih belum ada kereta pun. Insan jika dia nak bersyukur kepada Allah tidak terdaya dia.Seperti firman Allah S.W.T dalam surah Al Nahl ayat ke 18 yang bermaksud :

“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”




Bila kita melihat hidup ini secara keseluruhan sesungguhnya apa yang Allah kurnia kepada kita ini adalah lebih dari harapan kita sebenarnya.Ibnu Katsir menjelaskan dalam kitab tafsirnya Allah benar-benar memaafkan kalian. Jika kalian diperintah untuk mensyukuri seluruh nikmat tersebut, tentu kalian tidak mampu dan bahkan enggan untuk bersyukur. Jika Allah mahu menyiksa, sudah tentu boleh dan itu bukan tanda Allah itu zalim. Akan tetapi, Allah masih mengampuni dan mengasihi kalian. Allah mengampuni kesalahan yang banyak apatah lagi memaafkan bentuk syukur kalian yang sedikit.”




Kadang kala kita banyak mengeluh.Ini tidak kena itu pun tidak kena. Semuanya tidak kena.Kita seharusnya mendidik jiwa kita agar sentiasa bersyukur walaupun dalam keadaan serba sedikit nikmat yang kita perolehi pada sesuatu keadaan.Yakinlah dengan bersyukur kita akan lebih mendekatkan diri kita kepada Allah lantas meletakkan ketaatan kepada perintah Allah itu lebih utama. Bersyukurlah selagi masih diberi kesempatan.


No comments:

Post a Comment