Manusia ini biasanya syukur di dalam pentakrifan dia ada
kaitan dengan kurniaan. Bila Allah kurnia pada kita, kita ucap syukur. Tetapi
memuji Allah dengan lafaz alhamdulillah ini, merangkumi semua keadaan. Masa
kita susah pun kita ucap alhamdulillah. Tetapi bila kita syukur maksudnya kita
berterima kasih diatas pemberian Allah. Hamka pernah berkata “ Kita ini selalu
merujuk kepada perkara yang belum kita dapat dan kita selalu lupa dengan
perkara yang kita dapat".Kita selalu nak bersyukur kalau kita diberi benda yang
baru dan kita lupa bahawasanya apa yang telah ada pada kita hari ini adalah
suatu nikmat yang besar.
Suatu hamba Allah yang patah kakinya yang barangkali dia
tidak pernah teringat pun nikmat kaki yang berpijak setiap hari,suatu hari
Allah uji padanya dengan ujian sakit kaki,dia akan kata “Ya Allah, bagilah
kembali kakiku ini,sembuhlah kembali kakiku ini”. Ketika itu dia tahu nikmat
besarnya kaki,nikmat tangan.Seperti kata Hamka “ Yang ada ini sudah harapan
kita”. Tetapi insan bukan salah untuk kita mengharapkan yang belum ada tetapi
jangan lupa yang telah ada.Sebab itu sebahagian para sarjana menyebut syukur
kadang kala lebih tinggi maqamnya dari sabar. Ramai orang terpaksa bersabar
namun belum tentu orang yang dapat nikmat itu bersyukur.
Bila insan dia syukur, dia tidak akan cepat
mengeluh.Kadang kala kita seringkali mengeluh sebab kita diuji dengan kereta
kerapkali rosak tetapi disebalik semua itu ada lagi insan yang masih belum ada
kereta pun. Insan jika dia nak bersyukur kepada Allah tidak terdaya dia.Seperti
firman Allah S.W.T dalam surah Al Nahl ayat ke 18 yang bermaksud :
“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya
kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Bila kita melihat hidup ini secara keseluruhan
sesungguhnya apa yang Allah kurnia kepada kita ini adalah lebih dari harapan
kita sebenarnya.Ibnu Katsir menjelaskan dalam kitab tafsirnya Allah benar-benar memaafkan kalian.
Jika kalian diperintah untuk mensyukuri seluruh nikmat tersebut, tentu kalian
tidak mampu dan bahkan enggan untuk bersyukur. Jika Allah mahu menyiksa, sudah
tentu boleh dan itu bukan tanda Allah itu zalim. Akan tetapi, Allah masih
mengampuni dan mengasihi kalian. Allah mengampuni kesalahan yang banyak apatah
lagi memaafkan bentuk syukur kalian yang sedikit.”
Kadang kala kita banyak mengeluh.Ini tidak kena itu pun
tidak kena. Semuanya tidak kena.Kita seharusnya mendidik jiwa kita agar
sentiasa bersyukur walaupun dalam keadaan serba sedikit nikmat yang kita
perolehi pada sesuatu keadaan.Yakinlah dengan bersyukur kita akan lebih
mendekatkan diri kita kepada Allah lantas meletakkan ketaatan kepada perintah
Allah itu lebih utama. Bersyukurlah selagi masih diberi kesempatan.
No comments:
Post a Comment