Islam bererti agama yang damai. Seseorang yang mengikuti Islam akan
menemukan bahwa dirinya dilingkupi oleh ajaran luhur yang bertujuan untuk
mendirikan perdamaian antara manusia dengan Allah, Pencipta segala makhluk;
antara sesama manusia; dan antara manusia dengan makhluk Allah lainnya.
Bagaimana mungkin agama semacam ini dapat berurusan dengan isu-isu terorisme?
Dan apakah arti kata terorisme? Beberapa kamus mendefinisikan teroris sebagai
orang yang secara sistematik menggunakan kekerasan dan keganasan untuk mencapai
tujuan-tujuan politik atau seseorang yang menguasai atau memaksa pihak lain
untuk melakukan sesuatu dengan menggunakan kekerasan, ketakutan atau ancaman.
Definisi-definisi tadi termaktub dalam Al-Quran dengan dua kata, iaitu
fitnah dan ikrah. Di dalam Al-Quran, pada bahagian yang pertama, Tuhan memulai
membicarakan isu terorisme dengan mengajarkan kaum Muslim agar jangan pernah
menjadi teroris. Dua dari ayat-ayat awal dari keseluruhan Al-Quran menyebutkan,
“Fitnah itu lebih besar dari pembunuhan” (Qs. 2:218) atau di sisi Allah
penganiayaan, atau membuat orang lain ketakutan secara terus-menerus dalam
kehidupan mereka, ialah lebih besar keburukannya dibanding melakukan
pembunuhan. Dan selanjutnya “Tidak ada paksaan dalam agama” (Qs. 2 : 257), iaitu,
tidak ada satu pun yang memiliki hak untuk memaksa pihak lain untuk memenuhi
tuntutan mereka atau memaksa pihak lain untuk mengikuti cara berfikir mereka.
Islam tidak hanya melarang dengan keras umat Islam menjadi teroris.
Islam juga memastikan bahwa umat Islam diciptakan untuk mencapai akhlak yang
tinggi, memiliki adab yang baik, dengan menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang
mulia, yang mampu mengubah mereka menjadi orang-orang yang mencintai umat
manusia dengan tulus tanpa membeza-bezakan perbezaan agama, keturunan mahupun
status sosial. Allah Yang Maha Kuasa memperingatkan orang-orang yang beriman
berkali-kali agar mereka tidak menjauh dari-Nya yang merupakan sumber segala
kebaikan. Allah mengingatkan kita bahwa barangsiapa yang menjauh dari-Nya dan
membuang segala kebaikan, dan membebaskan diri mereka sendiri dari tata susila
dialah yang pada akhirnya mengambil jalan salah, memaksa mereka agar memenuhi
tuntutan. Orang-orang yang beriman berulang-ulang diperingatkan bahwa mereka
akan kehilangan kasih Allah dan rahmat-Nya bila mereka mulai berperilaku di
jalan teroris itu.
Di dalam Islam tekanan kuat yang menakjubkan diletakkan dalam
meningkatkan kecintaan kepada umat manusia dan pentingnya menunjukkan kasih dan
simpati kepada setiap makhluk Allah, termasuk manusia dan haiwan. Sebenarnya
cinta dan simpati yang sejati ialah penafian kepada terorisme. Diriwayatkan
oleh Aisyah r.a., isteri Nabi Muhammad s.a.w., bahwa beberapa orang Arab gurun
datang kepada baginda SAW. dan bertanya: “Apakah engkau mencium anak-anak
engkau ?” Baginda SAW menjawab: “Ya” Mereka berkata: “Kami belum pernah mencium
mereka.” Rasulullah s.a.w. bersabda:” Apa yang boleh saya lakukan jika hatimu
telah kosong dari rasa kasih?” Baginda SAW juga menyatakan bahwa Allah tidak mengasihi
orang yang tidak mengasihi sesamanya.Inilah didikan dan ajaran agama isam yang
sejahtera aman dan damai dipenuhi dengan rasa kasih sayang bersama. Bukanlah
menjadi didikan islam untuk menjadi teroris atau pengganas. Semoga Allah
melindungi kita dari sifat kekerasan dan keganasan.
No comments:
Post a Comment